Judul : Joost
Penulis : Petrik Matanasi
Penerbit :
Sibuku, 2015
ISBN : 978-602-0829-75-3
SETELAH perjalanan panjang yang penuh suka dan duka,
maka Josef Muskita tutup usia pada 1 Mei 2006 di Jakarta. Beruntung dia menulis
sedikit dengan jujur dan jantan (berani) tentang dirinya dan masa lalunya, yang
sebenarnya juga menderita: “Saya menempuh tiga masa yang krusial dalam
kehidupan saya, yaitu: masa tenggelam di dalam kegelapan, yang didominasi oleh
upaya bertahan hidup semata-mata sebagai manusia; masa penemuan kembali apa
yang hilang atau tidak tampak di kegelapan itu, disusul dengan kesadaran
disertai penyesalan yang mendalam, dan tumbuhnya keyakinan yang
berangsur-angsur mantap; masa pengabdian total yang telah berlangsung selama 45
tahun.” Tak semua orang berani menulis apa yang dianggap hitam oleh orang
Indonesia, bahkan beberapa Pahlawan Nasional pun tak mau namanya tercoreng oleh
kejujuran. Laki-laki dengan nama panggilan Joost ini sudah berbesar hati untuk
jujur soal masa lalunya, maka kita semua harus berbesar hati menerimanya
sebagai orang terhormat—karena dia melakukan hal terhormat bagi Indonesia
dengan segala risikonya.
0 Response to "Buku "Joost" karya Petrik Matanasi"
Posting Komentar