Novel "Jenong Geng" karya Rizki Marahalim

Genre : Novel

Judul : Jenong Geng

Penulis : Rizki Marahalim

Penerbit : Sibuku, 2015

Tebal : 184 hlm, 14 cm x 21 cm

Harga : Rp40.000,-

SINOPSIS:

Jenong Geng adalah segerombolan 5 orang mahasiswa yang terdiri dari Rama, Parmin, Kardul, Tia dan Novi. Nasib mempertemukan mereka pada tahun 2007saat kuliah di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan dan masuk pada kelas A-reguler. Secara kebetulan mereka berlima memiliki jidat yang lebar, oleh karena itu para mahasiswa di Kampus menyebut mereka dengan sebutan Jenong Geng.

Mereka berlima memiliki perjalanan cinta yang unik dan mengharukan. Mulai dari segelumit penolakan sampai sebuah kekecewaan pernah dirasakan dalam meraih cinta yang mereka inginkan. Rama adalah salah satunya, walau menjadi seorang aktivis kampus yang terkenal, dia malah susah meluluhkan hati Via, seorang mahasiswi yang sudah lama dicintainya. Hampir setiap semester dia mengatakan cinta pada wanita itu, namun selalu saja ditolak dengan alasan yang tidak logis. Hingga akhirnya pada saat semester 4 barulahVia menerima cintanya, Ramapun diterima setelah 2 tahun lamanya menanti sebuah ketulusan cinta.

Terinspirasi dari keberhasilan Parmin yang sudah meraih impiannya untuk kuliah di STAN dan karena selalu merasa gagal dalam melakukan apa yang sedang mereka jalani, maka keempat anggota Jenong Geng lainnya memilih untuk menginstal ulang mimpi. Mereka memilih mimpi baru yang tidak pernah terbayangkan selama ini. Impian yang baru itu juga sama sekali tidak pernah direncanakan sebelumnya.

Uniknya lagi mereka menuliskan mimpi itu pada dinding rumah dan semua tempat-tempat yang sering dikunjungi, tidak terkecuali dengan dinding WC. Hal itu terjadi atas usul Kardul yang mendapat sebuah buku dari seorang pengusaha muda bernama Irham. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa orang yang menuliskan mimpinya di suatu tempat yang sering mereka kunjungi akan memiliki masa depan yang lebih bagus dari pada orang yang tidak menuliskan mimpinya.

Sayangnya meraih semua yang mereka impikan tidak semudah menuliskannya di dinding rumah. Berbagai macam kendala besar mereka hadapi saat itu, putus asapun menghampiri, sampai beberapa orang diantara mereka akhirnya menghapus mimpi yang sudah ditulis tersebut. Namun saat itulah tiba-tiba Tuhan memberikan jalan lain yang terbaik untuk memperoleh semua yang mereka impikan. Jalan itu sama sekali tidak pernah disangka-sangka sebelumnya. Hingga akhirnya semua mimpi indah yang sempat dihapus tersebut bisa digapai kembali.