Sinopsis:
“Bagaimana
bisa merasakan kehilangan padahal kita belum pernah memilikinya, ‘kan, sayang.
Ammi pun tak pernah tahu jawabannya,” bisiknya.
Aku sudah
sampai di bagian ini, dan jemariku semakin fasih menulis apa saja tentangmu. Aku
tidak ingin terlihat seperti orang bodoh yang memaksakan jalan cerita. Aku
hanya ingin menikmati rasa cintaku yang terpendam, bahwa aku...
Aku hanyalah
lelaki yang ingin memiliki gelas cinta yang kecil juga ada pemberkahan. Tak ada
anggur di dalamnya yang bisa memabukkan. Dan tak harus banyak air cintanya
karena bisa melenakan.
Untuk pemuda
yang tak punya apa-apa ini, aku hanya ingin tercukupi dengan mencintai-Mu. Tak
perlu ada pembagian kepada setiap hati untuk kepuasanku, yang sebenarnya adalah
semu.”
***
Puncak
keimanan bisa diraih oleh seorang hamba melalui jalan cinta. Namun, dari jalan
itu pulalah ketergelinciran iman sering bermula. Sehingga iman harus terus
dijaga. Sebab ia bisa naik menjulang atau terjun tanpa ampun.
Apa ini yang
dikatakan jatuh cinta? Maka aku berdiri dalam munajat panjang-syahdu nan
merindu kepada Rabbku.
“Permintaan
hafalan Al-Qur’annya mau dicek kapan, dik Esya?”
Dan aku pun
bisa mendengarmu, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku
tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
Tentu. Aku
akan menunggu hanya jika Dia mengizinkan.
0 Response to "Novel "Langit Mahabbah" karya pr. Kha El-Khairy"
Posting Komentar